Semakin hari, polusi udara dan perubahan iklim semakin menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup manusia. Lantas seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, pencarian alternatif bahan bakar kemudian semakin intensif.
Indonesia pun tidak diam dan tengah beranjak menuju era baru dalam industri energi. Setelah sekian lama bergantung pada bahan bakar fosil, kini kita semakin dekat dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan. Salah satu inovasi yang tengah menjadi sorotan adalah BBM Bioetanol.
Peluncuran program Bioetanol Tebu Untuk Ketahanan Energi pertama kali dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada November 2022 di pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero), Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Ini merupakan langkah awal dalam memanfaatkan potensi bioetanol di Indonesia.
Kemudian, pemerintah bersama dengan PT Pertamina (Persero) juga baru saja meluncurkan bensin baru Bioetanol pada 17 Agustus 2024 yang diharapkan dapat menjadi pengganti alternatif bensin seperti BBM subsidi maupun Pertamax atau Pertalite.
Lantas, memangnya apa itu Bioetanol? Berasal dari apa BBM baru ini? Apa saja kekurangan dan kelebihan Bioetanol bagi konsumen? Kemudian, apa rencana yang sebenarnya ada di balik peluncuran Bioetanol?
Berbagai pertanyaan, skeptisme, rumor, dan spekulasi rasanya telah beredar di masyarakat luas terkait dengan peluncuran BBM Bioetanol. Jika Anda juga memiliki rasa penasaran yang sama atau mirip dengan yang baru disebutkan, simak artikel ini dan temukan jawabannya.
Bioetanol adalah jenis etanol yang dihasilkan melalui fermentasi bahan organik. Berbeda dengan etanol yang berasal dari minyak bumi, Bioetanol diproduksi dari tanaman yang dapat diperbarui dan lebih ramah lingkungan.
Tanaman yang menjadi sumber dari BBM adalah tebu, jagung, gandum, sagu, alga, serat kayu, dedak, rumput gajah, dan beragam bahan baku selulosa lainnya. Selulosa sendiri dalam senyawa organik yang paling umum di Bumi dan ada dalam serat seperti kapas serta makanan nabati seperti buah, sayur, kacang, dan biji-bijian.
Bahan bakunya yang bersifat organik kemudian menjadikan BBM Bioetanol untuk diyakini mampu menjadi solusi atas permasalahan energi dan lingkungan yang semakin kompleks. Tentunya, penggunaan BBM Bioetanol juga dipercayai untuk dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan.
Perlu dipahami bahwa Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif untuk bensin dengan kandungan sulfur yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak solar. BBM Bioetanol pun sering disarankan untuk kebutuhan otomotif kendaraan, baik sebagai campuran untuk meningkatkan kualitas bahan bakar fosil atau sebagai bahan bakar utama pada mesin khusus.
Bioetanol tentunya menawarkan sejumlah keunggulan sebagai bahan bakar alternatif. Berikut beberapa kelebihan, keunggulan, dan juga kontribusi positif yang dapat diberikan BBM Bioetanol:
Sebagai contoh yang paling jelas, basis nabati dari Bioetanol pastinya memiliki potensi besar dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Bagaimana tidak, Bioetanol memproduksi lebih sedikit karbon dioksida dibandingkan bahan bakar fosil karena karbon yang dilepaskan saat dibakar awalnya diserap oleh tanaman saat fotosintesis.
Maka dari itu, Bioetanol menghasilkan emisi karbon monoksida, hidrokarbon, dan partikulat yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan bensin konvensional. Hal ini menjadikan penggunaan BBM Bioetanol secara otomatis akan mengurangi jejak karbon dan menjaga kualitas udara.
Berbeda dengan minyak bumi yang terbatas dan tidak bisa diperbaharui, bahan baku untuk Bioetanol berasal dari tanaman yang dapat terus ditanam dan dipanen. Dengan cara ini, pasokan Bioetanol tentunya bisa berkelanjutan selama kita terus melakukan pertanian dan menjaga keberlanjutan tanaman tersebut.
Jika ditinjau dari sisi sebuah negara, Bioetanol bisa membantu memenuhi kebutuhan energi domestik tanpa terlalu bergantung pada impor bahan bakar fosil dari negara-negara lain yang bisa jadi memiliki situasi geopolitik kurang/tidak stabil.
Dengan memanfaatkan sumber daya tanaman yang dapat diperbarui, sebuah negara otomatis dapat memproduksi Bioetanol lebih banyak dan membuat sistem energinya lebih berkelanjutan, stabil, tahan, serta mandiri.
Bioetanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi dibandingkan bensin biasa, sehingga dapat meningkatkan performa mesin dan efisiensi bahan bakar. Selain itu, Bioetanol juga memiliki pembakaran lebih bersih dan sempurna, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar dan mengurangi endapan karbon pada mesin.
Penggunaan tanaman sebagai bahan baku Bioetanol tentunya dapat meningkatkan pendapatan petani dan mendorong pengembangan sektor pertanian. Tak hanya itu, industri Bioetanol juga dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan pengolahan.
Meskipun bioetanol menawarkan potensi besar sebagai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, namun implementasinya tidak sepenuhnya tanpa tantangan. Beberapa kendala dalam produksi dan penggunaan bioetanol meliputi:
Memproduksi Bioetanol membutuhkan lahan yang cukup besar, di mana hal ini bisa menyebabkan penebangan hutan dan hilangnya habitat alami. Oleh karena itu, penting untuk mengelola lahan dengan cara yang bertanggung jawab serta berkelanjutan agar masalah ini dapat dicegah.
Berhubungan dengan point pertama, Bioetanol sering dikritik karena menggunakan tanaman yang biasanya dipakai untuk pangan sebagai bahan bakar. Hal ini dinilai dapat menyebabkan harga makanan naik dan juga mengurangi ketersediaan makanan.
Walau masih menjadi topik perdebatan, banyak sumber yang mengatakan bahwa proses produksi Bioetanol membutuhkan energi yang cukup besar, terkadang bahkan lebih besar daripada energi yang dihasilkan oleh Bioetanol itu sendiri. Hal ini tentu mengurangi efisiensi energi secara keseluruhan.
Mesin kendaraan cenderung perlu dimodifikasi untuk mampu menggunakan Bioetanol dalam jumlah tinggi, yang berarti pengguna mungkin akan menghadapi biaya tambahan dan terlebih lagi, tidak semua kendaraan bisa dimodifikasi.
Bioetanol dibuat dengan fermentasi biomassa yang memiliki beberapa kekurangan layaknya sulit melakukan starter pada mesin dingin, mengurangi jarak tempuh kendaraan, serta bereaksi dengan logam (potensi korosi).
Selain itu, Bioetanol juga memiliki beberapa karakteristik kimia yang dapat menimbulkan masalah, seperti mudah menguap dan menyerap air dari udara, sehingga dapat menurunkan kualitas bahan bakar dan menyebabkan masalah pada mesin kendaraan.
Peluncuran bahan bakar minyak (BBM) baru berbasis Bioetanol di Indonesia bertujuan untuk beberapa hal yang sangat penting. Berikut adalah beberapa tujuan peluncuran BBM jenis baru ini:
Seperti yang telah disinggung pada bagian “Kelebihan”, peluncuran BBM Bioetanol tentunya berupaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang semakin berkurang, langka, dan juga mahal.
Dengan menyediakan pilihan Bioetanol dalam BBM, pemerintah mengharapkan langkah ini untuk dapat mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Selain itu, penggunaan Bioetanol juga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca karena tanaman yang digunakan untuk produksi akan menyerap karbon dioksida selama pertumbuhannya.
Peluncuran BBM baru ini juga bertujuan untuk memenuhi standar emisi yang lebih ketat. Dengan campuran Bioetanol, BBM Indonesia diharapkan untuk dapat memenuhi standar Euro IV dengan kandungan sulfur maksimal 50 parts per million (ppm).
Peluncuran BBM baru ini juga bertujuan untuk mendorong pengembangan industri bioenergi di Indonesia. Dengan memperluas penggunaan bioetanol, diharapkan akan ada investasi lebih lanjut dalam produksi dan distribusi bahan bakar berbasis bioetanol.
Pada akhirnya, penerapan Bioetanol sebagai bahan bakar alternatif tidak hanya membawa manfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan sebuah negara.
BBM Bioetanol tentunya dapat menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang Indonesia dalam menghadapi tantangan energi dan lingkungan selama diiringi dengan dukungan dan regulasi yang tepat.
Bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang BBM Bioetanol, penting untuk terus mengikuti berita, perkembangan, dan inovasi yang sedang berlangsung. Mari bersama-sama mendorong transformasi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan dengan mendukung penggunaan Bioetanol dan teknologi energi terbarukan lainnya.